5 Tips Perencanaan Keuangan bagi Keluarga Berpenghasilan Rp5 Juta

Punya penghasilan bulanan bersih sebesar Rp5 juta di Jakarta bisa dikatakan pas-pasan. Pasalnya, Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2020 adalah Rp4,41 juta. 

Namun, bukan berarti dengan gaji tersebut Anda sama sekali tidak bisa memenuhi tujuan di masa depan atau bahkan harus hidup dengan berutang. 

Perencana Keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal.co.id, Aulia Akbar, CFP®, AEPP®

memaparkan beberapa tips perencanaan keuangan bagi mereka yang memiliki penghasilan Rp5 juta.

1. Jangan menambah utang yang bersifat “konsumtif”

Tidak ada salahnya untuk berutang, asalkan utang yang Anda miliki adalah utang produktif. Beberapa contoh utang produktif adalah, utang pembelian aset yang tak mengalami depresiasi harga seperti rumah atau logam mulia, maupun utang untuk modal usaha.  

Sementara itu, utang konsumtif hanya akan menambah pengeluaran pasif Anda serta mengurangi jumlah kekayaan bersih.

Pastikan juga cicilan utang yang harus dibayarkan setiap bulan, tidak melebihi 35% dari penghasilan Anda. 

Bila Anda memutuskan untuk membeli rumah secara kredit, hunilah rumah tersebut agar rumah baru yang Anda beli menjadi lebih terawat. Pengeluaran kos bisa dialihkan ke cicilan rumah. 

2. Tambah penghasilan bulanan Anda

Patut diketahui, jika Anda merasa sulit mengerem pengeluaran maka ada baiknya untuk menambah penghasilan agar potensi surplus nilai kas bersih Anda menjadi lebih tinggi. Ada dua cara menambah penghasilan bulanan yang harus Anda ketahui. 

Pertama, tentu saja dengan cara pasif, yaitu berinvestasi di instrumen pendapatan tetap lewat setoran dana lump sum (sekali bayar) dalam jumlah besar. Akan tetapi, hal ini tentu bisa mengurangi aset lancar (tabungan, kas, dan setara kas yang dimiliki).

Namun, jika tidak ada, maka prioritaskan untuk mencari kerja sampingan atau membuka usaha kecil yang perputaran uangnya cepat. 

Jika nantinya Anda berhasil memiliki tambahan penghasilan sebesar 5% atau 10% dari penghasilan bersih bulanan, maka alokasikan dana tersebut terlebih dulu untuk kebutuhan proteksi keuangan.

3. Miliki dana darurat

Dana darurat merupakan bagian dari proteksi keuangan, dana darurat adalah dana yang berguna untuk meng-cover biaya hidup kita di saat kita kehilangan pendapatan. 

Dana darurat menjadi kebutuhan proteksi keuangan pertama bagi siapa saja, baik yang sudah menikah atau belum.

Sediakanlah dana darurat dengan jumlah minimal enam kali pengeluaran bulanan. 

4. Hitung kebutuhan uang pertanggungan asuransi Jiwa Anda

Bila Anda sudah memiliki BPJS atau asuransi kesehatan dari perusahaan tempat Anda bekerja, maka milikilah asuransi jiwa untuk memitigasi risiko hilangnya penghasilan bulanan karena ketidakmampuan tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. 

Ketidakmampuan yang dimaksud adalah cacat tetap total dan meninggal dunia.

5. Penuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang dengan gunakan prioritas 

Ketika kebutuhan proteksi keuangan berupa dana darurat dan asuransi sudah terpenuhi, berinvestasilah agar Anda bisa mewujudkan cita-cita dalam jangka pendek atau panjang. 

Pahami profil risiko diri Anda, kenali horizon investasi, dan berinvestasilah di instrumen yang tepat. 

Ingatlah, semakin pendek jangka waktu investasi maka sangat disarankan untuk memilih instrumen rendah risiko. Sementara itu, semakin panjang jangka waktunya, makin fleksibel pilihan instrumennya.

Demikianlah kiat perencanaan keuangan bagi seorang bergaji Rp5 juta. Seperti yang dijelaskan di atas, penghasilan bulanan Rp5 juta memang masih di atas UMP DKI, akan tetapi salah dalam menentukan prioritas justru bisa memperburuk kondisi keuangan Anda.

Sumber artikel

Artikel ini ditulis olehAulia Akbar, CFP®, AEPP®, Financial Educator Lifepal sebagai bagian dari kolaborasi dengan Lifepal.co.id.