panduan lengkap membuka cabang usaha kuliner
BusinessBusiness - F&B

Business: Panduan Lengkap Membuka Cabang Usaha Kuliner

Team Workmate
29 Nov 2021
Bagikan Artikel Ini
Facebook Icon
Twitter Icon
LinkedIn Icon

Salah satu cara untuk memperluas usaha kuliner Anda adalah dengan cara membuka cabang usaha. Cabang usaha ini dapat Anda buka di satu kota yang sama dengan restoran sebelumnya atau di kota yang berbeda. Anda pun juga bisa membuka cabang restoran Anda di negara lain.

Dengan membuka cabang baru, Anda dapat menangkau konsumen yang lebih luas, memperkuat branding serta bisnis Anda, sebab pendapatan juga dapat Anda distribusuikan pada cabang lain. Membuka sebuah cabang untuk usaha kuliner tidak akan sesulit seperti pada saat pertama kalinya Anda memulai bisnis kuliner tersebut.

Nah, apakah Anda saat ini ingin membuka cabang baru untuk usaha kuliner Anda? Bagi Anda yang sedang terpikir untuk membuka cabang baru untuk restoran Anda, perhatikan terlebih dahulu beberapa hal di bawah ini.

Cara Membuka Cabang Usaha Kuliner

strategi membuka cabang usaha kuliner

1. Kondisi Anggaran Usaha Anda

Hal yang paling penting dalam membuka cabang baru yaitu kondisi keuangan yang sedang bisnis Anda alami. Cek kembali cashflow dan pendapatan bersih yang selama ini Anda peroleh. Dari cashflow dan pendapatan bersih tersebut, tanyakan pada diri Anda apakah Anda mampu untuk membuka cabang baru dengan kondisi keuangan Anda sekarang. 

Jika Anda merasa bahwa Anda sudah banyak memperoleh pendapatan bersih dari usaha Anda sekarang dan Anda juga sudah memiliki banyak pelanggan tetap, maka Anda sudah bisa membuka cabang baru (Sumber: Restaurant Engine). Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya, maka Anda perlu menunda rencana pembukaan cabang baru tersebut. Jika Anda cukup percaya diri dengan kemampuan Anda untuk membuka cabang baru walaupun pendapatan bersih Anda belum cukup banyak, maka Anda dapat mencari investor untuk mendanai cabang baru (Sumber: Rushika Bhatia dari SME10x). 

Selain investor, Anda juga bisa meminjam uang di bank atau di lembaga keuangan lainnya sebagai modal awal cabang Anda tersebut (Sumber: Holly Everett dari Upserve by Lightspeed). Jadi, modal untuk membuka suatu cabang bisa bersumber dari mana saja, bisa dari Anda sendiri (dari pendapatan bersih usaha kuliner Anda) atau bisa juga dari pihak lain (investor, bank, dan lainnya).

Nah, terlepas dari sumber dana yang Anda peroleh untuk membuka cabang, Anda harus sadar bahwa dana tersebut benar-benar hanya bisa digunakan untuk membuka cabang semata. Jangan jadikan dana tersebut untuk menjadi modal usaha kuliner Anda yang sedang berjalan. Hal ini disebabkan karena kondisi keuangan dari sebuah cabang bisnis merupakan hal yang menentukan keberhasilan dari cabang bisnis tersebut.

2. Pemanfaatan Teknologi yang Tepat

Ketika Anda ingin membuka cabang baru, maka Anda harus mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam usaha Anda.

Pemakaian teknologi akan membantu usaha kuliner Anda dalam meningkatkan produktivitas dan skala usaha. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi yaitu dengan melakukan pemasaran digital, atau yang biasa disebut dengan digital marketing.

Digital marketing membuat Anda dapat menjangkau konsumen yang lebih luas lagi tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. Selain itu juga, digital marketing juga dapat membantu para konsumen anda untuk mengetahui lokasi usaha Anda dengan cepat.

Selain digital marketing, Anda juga bisa memanfaatkan teknologi untuk menganalisis lokasi baru cabang Anda. Dengan analisis tersebut Anda dapat memprediksi apakah cabang ini dapat memberikan keuntungan bila cabang tersebut dibuka di daerah, di kota, atau di negara tersebut.

Analisis ini juga dapat memberikan gambaran kepada diri Anda mengenai akses transportasi yang ada di daerah, di kota, atau di negara tersebut. Akses transportasi yang beragam dapat membuat cabang Anda lebih mudah dicapai oleh konsumen dan supplier yang senantiasa mengirim bahan baku utnuk cabang tersebut (Sumber: Rushika Bhatia dari SME10x).

Selain itu juga, pemanfaatan teknologi yang baik dapat memampukan Anda untuk memantau proses manajemen di cabang baru, walaupun saat itu Anda tidak sedang ada di cabang baru tersebut.

Penggunaan centralized database juga perlu Anda pertimbangkan agar koordinasi antara induk usaha dengan cabang usaha tetap berjalan dengan baik (Sumber: Apicbase dari Fast Casual). Walaupun nantinya Anda merekrut seorang manajer cabang di cabang tersebut, Anda tetap harus mengawasi operasional dari cabang baru tersebut. Hal ini disebabkan karena kontrol yang buruk atas sebuah sistem operasional dapat menjadi akar masalah dalam sebuah usaha kuliner.

mempertimbangkan sistem franchise untuk membuka cabang usaha kuliner

3. Pertimbangkan Sistem Franchise

Sistem franchise sudah terbukti mampu memperluas sebuah usaha kuliner. Namun sebelumnya, Anda harus dapat menentukan apakah usaha Anda layak dijadikan sebagai merek franchise (Sumber: Rushika Bhatia dari SME10x).

Biasanya, brand kuliner franchise adalah brand yang menyajikan makanan dan minuman yang cepat dibuat, seperti minuman teh, makanan kebab, makanan es buah, dan makanan lainnya yang dapat dibuat saat itu juga.

Jika usaha kuliner Anda menyajikan makanan yang tidak cepat dibuat atau makanan yang membutuhkan banyak proses pengolahan, maka sebaiknya Anda berpikir dua kali untuk menjadi franchise brand.

Franchise merupakan salah satu cara untuk mengembangkan usaha kuliner Anda. Keuntungan yang Anda peroleh dari membuka franchise ini berasal dari biaya franchise yang akan franchisee bayar untuk mendapatkan booth, bahan mentah, dan perlengkapan lainnya.

4. Lokasi dan Aturan Perizinan

Pada poin sebelumnya mengenai pemanfaatan teknologi, disebutkan secara sekilas bahwa penentuan lokasi dapat Anda lakukan dengan menggunakan teknologi digital.

Penentuan lokasi merupakan suatu hal yang penting, karena jika Anda memilih lokasi yang strategis, maka bisnis Anda juga dapat berpeluang lebih besar untuk sukses.

Jika Anda memilih lokasi yang salah atau tidak strategis, maka bisnis Anda akan memperoleh pengunjung yang sedikit.

Untuk menentukan lokasi yang tepat, Anda harus melakukan riset pasar terlebih dahulu. Hal ini perlu Anda lakukan agar Anda dapat memahami kebutuhan utama calon konsumen Anda di lokasi baru tersebut (Sumber: Holly Everett dari Upserve by Lightspeed).

Akan jauh lebih baik jika Anda memilih lokasi yang ramai dan sesuai dengan sasaran usaha kuliner Anda. Misalnya, bila sasaran Anda adalah pekerja pabrik, maka usahakan mencari lokasi cabang di sekitar pabrik (Sumber: Amanda Cameron dari Lightspeed).

Setelah Anda memutuskan lokasi dengan baik, maka Anda perlu mencari tahu aturan perizinan yang perlu Anda urus ketika membuka cabang tersebut. Anda juga perlu mempertimbangkan waktu yang Anda perlukan untuk mengurus semua perizinan tersebut (Sumber: Devin Morrissey dari Next Restaurants).

5. Strategi Pemasaran

Sebuah usaha akan jauh lebih dikenal orang jika usaha tersebut dipromosikan kepada banyak orang. Begitu juga dengan usaha Anda, Anda perlu mempromosikan cabang baru tersebut kepada banyak orang.

Oleh karena itu, Anda harus memiliki strategi pemasaran untuk memperkenalkan orang mengenai cabang baru tersebut. Untuk mempromosikan cabang baru tersebut, Anda dapat menggunakan strategi pemasaran konvensional dan strategi pemasaran secara digital.

Secara konvensional, Anda dapat memasang, brosur, spanduk, baliho, atau light box yang biasanya dipasang di tempat-tempat umum.

Sementara secara digital, Anda dapat mempromosikan cabang Anda melalui media sosial dan website dari usaha Anda (Sumber: Amanda Cameron dari Lightspeed). Anda juga bisa memasang iklan digital seperti Instagram ads untuk mempromosikan usaha tersebut, atau bekerjasama dengan influencer untuk mempromosikan cabang baru tersebut.

strategi merekrut pekerja di cabang usaha kuliner Anda

6. Merekrut Pekerja di Cabang Baru

Karena Anda sedang ingin membuka cabang baru untuk usaha Anda, maka tentu saja Anda juga memerlukan pekerja yang khusus bekerja di cabang baru tersebut.

Anda juga dapat meminta beberapa chef, waitress, kasir dan dishwasher yang menjadi pekerja Anda untuk bekerja di cabang baru tersebut (Sumber: Lightspeed). Di mana jal ini tentu dapat menimalisir pengeluaran untuk merekrut orang baru.

Apabila mentransfer pekerja tidak memungkinkan, Anda juga dapat memanfaatkan sejumlah cara lain untuk merekrut pekerja. Baik dari segi konvensional, seperti membuka Walk in Interview & program referral maupun secara digital melalui job board, media sosial, hingga software rekrutmen.

Selain cara merekrut, Anda juga perlu memerhatikan aspek lainnya dari perekrutan Anda. Seperti jumlah pekerja, tugas, jam kerja dan shift hingga kontrak kerja mereka. Selengkapnya mengenai keempat aspek tersebut ada pada pin di bawah ini:

  1. Jumlah Pekerja

Pembukaan cabang baru mengakibatkan perlunya penambahan pekerja baru. Berapa jumah dan posisi karyawan baru tergantung pada konsep dan skala dari usaha kuliner. Semakin besar skala usaha kuliner, maka semakin banyak posisi dan jumlah yang perlu diisi oleh para pekerja baru.

Sebelum memulai perekrutan pekerja baru, Anda sebaiknya merencanakan terlebih dahulu jumlah pekerja berdasarkan posisinya di setiap bagian dengan jelas. Anda juga harus menetapkan persyaratan atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh pekerja baru tersebut untuk dapat merekrut pekerja berkualitas. Bila pekerja belum mencukupi, maka Anda perlu membuka perekrutan yang baru lagi dan menggunakan sejumlah metode perekrutan.

  1. Peran Pekerja

Sama halnya ketika Anda membuka usaha kuliner Anda untuk pertama kali, Anda juga harus merekrut pekerja dengan peran yang berbeda-beda. Jika usaha Anda merupakan usaha restoran, maka setidaknya Anda harus merekrut manajer (dalam hal ini branch manager), floor supervisor, front of house (FOH), dan back of house (BOH).

Branch manager bertanggung jawab dalam mengawasi semua pekerjaan yang ada di cabang dan memastikan semua pekerjaan berlangsung dengan baik. Ia juga bertanggung jawab terhadap perekrutan maupun pemberhentian pekerja lain (Sumber: Amanda Cameron dari Lightspeed). Biasanya pada cabang yang baru, branch manager-nya adalah manajer yang sudah bertugas di induk usaha dalam beberapa waktu. Setelah itu, bila cabang baru sudah cukup ramai dan bila manajer baru sudah siap melaksanakan tugasnya, maka seluruh tanggung jawab manajer diserahkan sepenuhnya oleh manajer baru tersebut.

  1. Jam Kerja dan Sistem Shift

Kebanyakan usaha F&B menerapkan sistem shift untuk para pekerjanya, termasuk juga usaha restoran. Hal ini bertujuan agar pekerja tidak mengalami kelelahan dalam bekerja karena jam kerja yang terlalu panjang. Terdapat restoran yang menggunakan sistem dua shift dan ada juga restoran yang yang menggunakan sistem tiga shift.

Sistem shifting bagi pekerja sebaiknya dibuat sejelas mungkin untuk seluruh pekerja di cabang tersebut, baik pekerja lama ataupun pekerja baru.

Waktu tiba, waktu pulang, dan serah terima kerja pergantian shift semuanya harus dibuat sejelas mungkin. Serah terima pergantian shift diperlukan agar pekerja yang sudah selesai bekerja bisa mendelegasikan pekerjaan kepada pekerja yang baru bekerja pada shift berikutnya.

Selain itu juga, serah terima ini bertujuan untuk menginformasikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh pekerja berikutnya dan menjaga rasa saling percaya antara kedua pekerja.

  1. Kontrak Pekerja

Dalam membuka lowongan pekerjaan, cabang usaha Anda harus menyertakan apakah pekerja yang akan direkrut merupakan pekerja tetap, pekerja kontrak, pekerja full time, atau pekerja part time. Tentunya, informasi ini harus dilengkapi dengan syarat-syarat yang diperlukan pada setiap posisi dan kontraknya. Berikut ini penjelasan singkat mengenai perbedaan kontrak yang diberlakukan pada pekerja tetap, pekerja kontrak, dan pekerja part time.

  • Kontrak untuk Pekerja Tetap

Kontrak pekerja tetap adalah perjanjian kerja waktu tidak tentu (PKWTT) atau hubungan antara pemberi kerja dan penerima kerja tidak ada batas waktu tertentu. PKWTT bisa diberikan secara lisan, tetapi cabang usaha Anda harus membuat surat pengangkatan kerja bagi pekerja tersebut. Biasanya pada pekerja tetap, terdapat masa percobaan selama tiga bulan, dimana pada masa percobaan tersebut, sang pekerja tetap diberikan gaji.

  • Kontrak untuk Pekerja Tidak Tetap (Pekerja Kontrak)

Kontrak pekerja tidak tetap adalah perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) atau hubungan kerja yang bersifat sementara antara pemberi kerja dan penerima kerja. PKWT harus dibuat secara tertulis. Dokumen ini diberikan kepada penerima kerja, pemberi kerja dan juga didaftarkan ke Dinas Tenaga Kerja. PKWT tidak terdapat masa percobaan yang harus dilakukan sesuai dengan Undang-Undang.

  • Kontrak untuk Pekerja Part Time

Pekerja part time adalah pekerja yang durasi bekerjanya lebih singkat. Biasanya pekerja part time bekerja selama setengah dari pekerja full time yaitu sekitar 3 sampai 4 jam sehari. Biasanya pekerja yang bekerja part time adalah pelajar atau mahasiswa yang  ingin mendapat uang saku tambahan. Berapa upah yang akan diterima adalah hasil kesepakatan antara pemberi kerja dan penerima kerja.

7. Menjalin Kerjasama

Sebenarnya, menjalin relasi dengan usaha lain merupakan salah satu cara untuk berpromosi. Memang, kerjasama ini merupakan salah satu cara yang dapat Anda tempuh agar cabang Anda dapat dikenal oleh lebih banyak orang lagi. Beberapa kerjasama yang dapat Anda jalin yaitu kerjasama dengan perusahaan besar, kerjasama dengan usaha lain baik usaha F&B maupun usaha non-F&B.

Selain itu, Anda juga dapat bekerja sama dengan para investor atau dengan pemerintah daerah setempat untuk membuka jalan pertumbuhan bisnis Anda. Bentuk kerjasamanya juga bisa bermacam-macam.

Salah satu caranya seperti, pengadaan catering untuk acara yang dilakukan oleh perusahaan lain atau pemerintah setempat.

Itulah tujuh hal yang Anda harus perhatikan sebelum Anda membuka cabang baru. Akhir kata, pastikan Anda siap dengan anggaran, memahami target pasar Anda, hingga strategi perekrutan dan promosi Anda.

Apabila Anda membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk cabang baru Anda — Anda dapat mulai rekrut pekerja Anda dengan gratis selama 30 hari dengan Workmate.

Tags:BusinessBusiness - F&B
Bagikan Artikel Ini
Facebook Icon
Twitter Icon
LinkedIn Icon
Subscribe to our Blog
We will send you updates on new, relevant articles that can help your business!