Memaksimalkan Efisiensi Tenaga Kerja Temporer untuk Bisnis Anda
Banyak faktor mengapa perusahaan membutuhkan gabungan antara pekerja purna waktu atau full-time dengan peran yang sifatnya lebih temporer. Kebutuhan tersebut juga bergantung dari jenis industri dan kebutuhan bisnis.
Beberapa alasan diantaranya mengapa perusahaan memilih pekerja harian lepas mau pun temporer, seperti:
- Perusahaan dapat menghemat operasional dan administrasi
- Perusahaan lebih fleksibel dalam merekrut
- Perusahaan dapat menghemat pengeluarannya
Webinar kali ini kami mengundang Ridho A. Yogandito selaku Country HR Manager di YCH Indonesia sebuah perusahaan logistik dan supply chain, beliau memiliki ketertarikan mendalam dengan industri warehouse dan logistik dan telah menjadi HR selama kurang lebih 20 tahun lamanya.
Temukan bagaimana solusi staffing digital dapat membantu bisnis Anda
Tingkatkan tenaga kerja Anda dengan lebih sedikit biaya dan tenaga. Cari tahu bagaimana Workmate dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja Anda hari ini.
Hal yang membuat saya menyukai industri ini adalah karena saya menyaksikan bagaimana sikap, pengalaman dan performa sangat berarti dan diutamakan, bukan hanya sekadar latar belakang pendidikan dan CV ciamik saja — saya melihat banyak mereka yang berawal dari blue collar perlahan menaiki tangga kariernya
Ridho A. Yogandito
Country HR Manager, YCH Indonesia
Seperti apa landskap HR dan staffing menurut Anda sekarang ini?
Pandemi merupakan salah satu turning point atau titik perubahan dari banyak aspek. Kebutuhan serta pola pikir pun berubah untuk memenuhi perubahan yang ada. Selain itu saya melihat adanya pergeseran dari 12-13 tahun belakangan ini dalam penggunaan serta adaptasi teknologi yang kemudian berpengaaruh dalam fleksibelitas dan efisiensi, yang kemudian berpengaruh dalam pengurangan kebutuhan manpower. Namun di lain sisi, tidak dapat dipungkiri perusahaan tetaplah perlu memberikan dampak yang lebih meaningful di luar dari profit and loss perusahaan.
Apa pendapat Anda mengenai pekerja temporer/pekerja harian?
Pekerja temporer dapat membantu perusahaan dalam menjalani operasional dengan lebih fleksibel, terutama di peak season. Saya juga melihat kalau kebutuhan part-timer juga dapat meningkat, selain itu kebutuhan pekerja temporer juga sesuatu yang tidak bisa dihindari pula di industri warehouse dan logistik. Hal ini tentu kembali lagi pada kebutuhan perusahaan, karena pada dasarnya pekerja purna waktu dan temporer memiliki cakupan yang berbeda pula.
Untuk di industri warehouse dan logistik umumnya kami juga harus menentukan jumlah volume pekerja temporer yang kami butuhkan seminggu sebelum kami mulai merekrut.
Bagaimana dengan pekerja temporer di masa mendatang?
Sangat memungkinkan pekerja temporer bisa lebih banyak, belum lagi bicara kebutuhan seasonal. Case study yang sangat memungkinkan adalah HR menginvestasikan di HRIS yang super, sehingga HR hanya berfokus pada people management saja.
Bagaimana menjawab kebutuhan perlu tidaknya merekrut pekerja temporer?
Saya masih mengacu pada UU No. 13 tahun 2003 yang di mana perlu dipertegas terlebih dahulu jenis bisnisnya. Tapi paling mudah adalah melihat dari job role atau peran yang kita butuhkan. Semakin pekerjaan tersebut tidak berada pada level manajerial, maka semakin fleksibel sifatnya. Nah, di sini perusahaan bisa memilih untuk menggunakan part time, atau outsource, dsb.
Bagaimana menilai performa kerja dari seorang pekerja temporer sehingga mereka bisa mendapatkan jenjang karir yang lebih baik?
Menurut saya ini sesuatu yang perlu dilihat langsung dilapangan, salah satunya adalah dengan menjadikan absensi mereka sebagai acuan. Sebagai contoh lainnya, misal untuk peran checker gudang kita bisa menilai mereka langsung dari akurasi dan kecepatan mereka dalam menjalankan tugas, atau misal untuk peran picker gudang, kita juga dapat menilainya langsung dari kecepatan mereka dalam menjalankan tugas.
Apakah bisa dibilang pekerja temporer bisa dikatakan lebih cost-friendly alias hemat dibandingkan dengan pekerja yang purna waktu?
Tergantung, sangat memungkinkan untuk dibilang lebih murah. Tapi bisa jadi juga sebenernya lebih mahal dibanding merekrut in-house langsung. Di beberapa kasus bisa saja melampaui harga untuk pekerja permanen-nya. Karena banyak cost tertentu juga yang perlu diperhatikan.
Apa pertimbangan lainnya untuk merekrut pekerja temporer?
Apa saja kebutuhan, atau bisa dibilang demand-nya, seberapa banyak volume yang memang dibutuhkan untuk merekrut pekerja temporer, dan tergantung juga bisnis sedang ada dalam fase seperti apa. Bagi bisnis yang tengah berkembang, sangat memungkinkan untuk merekrut lebih banyak pekerja temporer.