Business: Outsourcing Pekerja Gudang atau Merekrut In-house?

Pekerja gudang termasuk ke dalam kategori blue collar atau kerah biru atau pekerja informal. Pekerjaan yang lebih mengutamakan fisik. Untuk itu, dalam merekrutnya bisa menggunakan skema outsourcing atau karyawan organik. Kira-kira lebih baik menggunakan outsourcing atau merekrut karyawan sendiri ya?

Untuk itu, perlu dijelaskan Outsourcing atau alih daya adalah menggunakan tenaga kerja dari pihak ketiga. Biasanya, tenaga outsourcing digunakan untuk proyek-proyek jangka menengah pendek. 

Lalu, untuk pekerja gudang, kira-kira lebih baik menggunakan pekerja outsourcing atau memilih rekrut sendiri menggunakan platform tenaga kerja? Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat Anda pikirkan kembali sebelum memilih jasa rekrutmen yang tepat.

Mengapa Outsourcing Belum Tentu Memberikan Kandidat Sesuai Kebutuhan Anda?

Outsourcing memang akan memberikan Anda solusi untuk proses rekrutmen Anda, di mana Anda tidak perlu lagi membuang banyak waktu untuk menjalani proses rekrutmen yang panjang, dari mencari kandidat, proses seleksi, penjadwalan interview hingga onboarding sekaligus. Selain itu, Anda juga dapat bekerja dengan lebih efisien dan fokus pada hal esensial lainnya.

Sayangnya, outsource bukanlah solusi untuk tim yang solid dan tidak juga dibentuk guna membentuk tim jangka panjang, oleh maka itu peran yang umumnya dapat Anda rekrut adalah peran yang sifatnya lebih mengutamakan fisik maupun pekerjaan rutin esensial. Pekerja outsource juga umumnya digunakan untuk memenuhi sejumlah momen tertentu, seperti halnya campaign e-commerce yang terjadi perbulannya.

Outsource adalah sarana yang tepat untuk segera mengisi kekosongan peran namun tidak selamanya menjadi solusi yang tepat untuk merekrut pekerja yang berkualitas. Sebab, tantangan yang umumnya terjadi adalah pekerja informal sering kali melakukan banyak pelanggaran, dari tidak hadir di hari pertama kerja, hingga absen di jam kerja tertentu.

Outsourcing juga tidak selamanya menjadi opsi yang lebih murah, di beberapa kasus terdapat sejumlah kesalahan yang juga dapat menjadi kerugian, mengutip dari SmartAsset, kerugian tersebut dapat berupa jumlah pekerja yang tidak sesuai, lewat dari tenggat waktu, pekerja yang tidak berkualitas, serta miskomunikasi.

Belum lagi apabila mereka tidak dapat memberikan supply yang sesuai dan sebagai HR, Anda masih harus menggunakan platform lain atau jasa outsource lainnya untuk menutupi kekurangan yang ada, walhasil pengeluaran Anda pun menjadi dua kali.

Alasan mengapa saatnya Anda mulai menggunakan hiring tools atau software rekrutmen

Salah satunya yang dapat menjadi alternatif dari penggunaan jasa outsource adalah memanfaatkan software yang tepat untuk merekrut pekerja, hiring solutions dapat berupa software rekrutmen yang dapat menutupi sejumlah kekurangan yang dialami ketika menggunakan jasa outsourcing.

Software rekrutmen memberikan Anda kebebasan dan otonomi penuh dalam mengelola tenaga kerja Anda tanpa perlu khawatir kekurangan pekerja, adanya miskomunikasi dengan pihak tertentu dan memberikan Anda fleksibelitas dalam merekrut — fitur software rekrutmen memungkinkan Anda untuk merekrut kapan pun Anda membutuhkan peran tertentu dan berapa pun jumlah pekerja yang Anda butuhkan.

Anda juga tidak perlu khawatir dengan peraturan yang berlaku, software rekrutmen juga memungkinkan Anda untuk mengelola kontrak pekerja langsung, sehingga Anda dapat terus merekrut dan tetap mematuhi peraturan yang berlaku tanpa haru Anda pekerja yang over-kontrak atau pekerja tidak memiliki kejelesan kontrak.

Solusi untuk rekrutmen efisien dan mutualisme dengan pekerja yang lebih baik

Salah satu kendala dalam merekrut pekerja informal yang umumnya terjadi adalah sulitnya mencari pekerja yang tepat dan berkualitas, jumlah pekerja yang kurang dan manajemen kontrak yang tidak sesuai.

Hal ini dapat Anda minimalisir dengan Workmate, karena Anda hanya akan terhubung dengan pekerja berkualitas dari jaringan pekerja terpercaya yang sudah diseleksi terlebih dahulu, dengan fitur manajemen kontrak yang memastikan Anda untuk mendapatkan kabar apabila kontrak akan segera habis.

Rekrut ratusan hingga ribuan pun tidak menjadi masalah, Anda memiliki kendali penuh atas semua kebutuhan tenaga kerja Anda.

Lalu, dari segi pekerja juga tidak perlu harus bergabung dengan perusahaan outsourcing dan mendapatkan pembagian hasil fee dari perusahaan outsourcingnya. 

Memang Apa Saja Posisi Apa Saja yang Bisa Anda Rekrut dengan Workmate?

Saat ini, Workmate siap mempertemukan perusahaan dengan pekerja dari 6 sektor utama, yakni logistik atau pergudangan, pelayanan, manufaktur, acara, promosi, dan Food & Beverages. 

Dari 6 sektor itu, jika dirinci lagi, ada banyak posisi yang bisa membantu perusahaan untuk merekrut karyawannya. Misalnya, untuk Food & Beverages itu termasuk kru dapur, barista, bartender, pelayanan, dan kasir. Lalu logistik atau pergudangan terdiri dari picker dan packer, buruh umum, kurir, dan sopir. 

Dari sektor bisnis pelayanan, ada front office, cleaning service, housekeeping, dan penyambut tamu. Dari sektor event, tersedia runner, usher, ticketing, sampai general labourer. 

Itu belum lagi pekerjaan yang lebih detail seperti, picker, helper, operator, admin dari sektor pergudangan, serta berbagai pekerjaan di sektor manufaktur.

Jika mau mencoba hiring tools, Anda bisa menggunakan Workmate sebagai Hiring Solutions Workmate untuk solusi rekrutmen yang lebih efisien. Coba gratis Workmate dan mulai merekrut dengan membuat job post sekarang!

Tentang Kami

 Workmate memiliki 30,000+ pekerja dalam worker pool kami yang berstatus PKHL atau pekerja harian yang siap bekerja dengan Anda, Anda hanya perlu membuat staff request dalam platform kami, maka pekerja dapat segara bekerja. Anda juga tidak perlu ragu lagi perihal kualitas, karena kami telah melakukan seleksi pada tiap pekerja kami dan mencocokkan dengan kualifikasi pekerja yang Anda butuhkan dengan teknologi AI kami.

Tidak hanya itu saja, Workmate dapat menjadi solusi manajemen tenaga kerja harian Anda secara menyeluruh — dari penjadwalan shift, absensi hingga memonitor performa manajemen tenaga kerja.