Business: Bagaimana Cara Tingkatkan Produktivitas Pekerja Restoran?
Penelitian yang dilakukan oleh National Restaurant Association (NRA) menyebutkan bahwa di Amerika Serikat sendiri, pergantian pekerja restoran hampir mencapai 70% per tahunnya. Hal ini pun semakin didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Ana Cvetkovic dari 7Shifts yang menunjukkan bahwa rata-rata seorang pekerja bekerja di satu restoran hanya sekitar satu bulan 26 hari saja. Angka-angka ini menunjukkan bahwa budaya “berpindah-pindah tempat kerja” ini menjadi hal yang lazim terjadi pada industri F&B.
Ada beberapa tempat kuliner yang tingkat mengundurkan diri-nya tergolong rendah, tetapi ada beberapa restoran dan rumah makan yang memiliki tingkat pegawai resign yang cukup tinggi. Fenomena ini pun tidak hanya terjadi di kalangan pekerja saja lho. Pasalnya, seorang restaurant manager atau store manager yang sudah mempunyai gaji dan jabatan yang tinggi pun juga bisa saja berpotensi untuk resign.
Banyak hal yang menjadi faktor mengapa seorang pekerja memutuskan untuk resign. Salah satu faktornya mulai dari tingkat kejenuhan yang terlalu tinggi, rasa bosan, hingga rasa malas. Tingkat kejenuhan yang tinggi bisa saja disebabkan karena rutinitas yang semakin memadat, atau berbagai alasan lainnya.
Faktor Tingkat Produktivitas Menurun
Munculnya beberapa faktor dan alasan ini biasanya disebabkan karena berbagai hal, salah satunya karena lingkungan kerja. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang tidak sesuai dengan perjanjian awal atau tidak diinginkan menjadi salah satu hal penyebab seorang pekerja memutuskan untuk resign. Atau bisa saja, pekerjaannya saat ini tidak sesuai dengan bidang yang dipelajari semasa sekolah atau kuliah.
Keputusan resign ini juga bisa terjadi karena adanya masalah dengan rekan kerja, dengan manajer atau pemilik bisnis tersebut. Selain itu, lingkungan kerja yang tidak mendukung juga menjadi penyebab seseorang resign, dan satu lagi alasannya yaitu masalah yang muncul dari pribadi pekerja itu sendiri.
Pentingnya Evaluasi Kinerja
Akan jauh lebih baik jika seorang pebisnis kuliner senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja pekerjanya. Evaluasi ini harus dilakukan terhadap semua pekerjanya, baik itu kasir, pelayan restoran, penerima tamu, barista, koki, maupun manajer. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui dari awal apakah pekerja tersebut memang mampu bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Selain itu, evaluasi juga wajib dilakukan untuk menentukan apakah pekerja tersebut dapat dipindahkan ke peran atau bagian lain sehingga ia bisa mempunyai kinerja yang lebih baik. Evaluasi pekerja yang dilakukan secara terus-menerus dapat memberikan penggambaran bagi bisnis kuliner tersebut apabila sang manajer ingin memberikan reward bagi pekerjanya (Sumber: Donna James dari QSR Automations).
Paragraf sebelumnya sudah menjelaskan bahwa dalam industri F&B, memang banyak sekali pekerja yang senantiasa “keluar-masuk” dari satu tempat ke tempat lainnya. Tingkat “keluar-masuk” pekerja yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja yang rendah. Hal ini disebabkan karena pihak manajemen restoran tersebut pasti akan terus memberikan pelatihan awal bagi pekerja-pekerja barunya. Lalu, setelah mereka mampu melakukan pekerjaannya, mereka memutuskan untuk resign dengan bebagai alasan.
Hal ini pun terus terjadi, dan tentunya menyebabkan tujuan restoran tidak akan bisa tercapai. Restoran-restoran tersebut kebanyakan hanya menghabiskan waktu untuk melatih pekerja-pekerja barunya dari awal. Bisa saja, pekerja baru tersebut kedepannya akan resign juga. Selain rugi waktu, restoran pun juga mengalami kerugian uang karena banyaknya pekerja yang resign ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Cornell’s School of Hotel Administration menyebutkan bahwa kerugian per jam yang disebabkan karena kehilangan pekerja dan keharusan untuk mencari pekerja baru diperkirakan mencapai 5.864 US$, atau setara dengan Rp84.419.000,-.
Tentunya, Anda sebagai pemilik restoran tidak mau mengalami hal-hal seperti ini, ‘kan? Jika restoran Anda mengalami kejadian seperti ini, maka restoran Anda rugi waktu, rugi uang, dan tentunya tujuan restoran tidak akan pernah tercapai. Oleh maka itu, terdapat beberapa aspek yang dapat Anda perhatikan untuk meminimalisir tingkat pengunduran diri di restoran Anda.
Tips Mengantisipasi Pekerja Restoran Resign
1. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi kenyamanan dan suasana hati seseorang saat bekerja. Lingkungan kerja yang baik merupakan lingkungan kerja yang dibangun atas prinsip kerjasama, prinsip persaingan yang sehat, serta prinsip saling memperhatikan, baik antar pekerja maupun dari Anda kepada pekerja Anda.
Hal ini sangatlah penting buat Anda dan pekerja Anda, karena Anda dan pekerja Anda bisa saling mengenal dan berkomunikasi dengan baik. Lewat komunikasi yang lancar, Anda pun bisa mengetahui kesulitan yang pekerja Anda sedang rasakan.
Selain itu, lingkungan kerja secara fisik juga harus Anda perhatikan agar semua peralatan ada dalam kondisi yang baik. Adanya peralatan yang baik dapat memudahkan pekerja saat melakukan pekerjaan mereka (Sumber: Hello Bill). Jika Anda menerapkan prinsip-prinsip seperti ini, maka sudah pasti pekerja Anda akan lebih nyaman dalam bekerja.
2. Memberikan apresiasi terhadap pekerja
Apresiasi kepada pekerja bisa berupa gaji atau upah yang transparan. Agar Anda dapat berlaku transparan terhadap gaji, maka dari saat perekrutan pekerja Anda sudah harus membicarakan mengenai skema gaji yang akan pekerja dapatkan. Selain gaji, Anda pun juga bisa memberikan reward berupa apapun juga. Tentunya, reward ini juga harus diberikan secara transparan dan adil.
Perlakuan saling berempati dan saling menghormati antar sesama pekerja atau Anda kepada pekerja Anda juga merupakan salah satu bentuk apresiasi. Dalam hal perlakuan ini, Anda dapat melakukan beberapa hal sederhana untuk mengapresiasi pekerja Anda, misalkan dengan cara tidak memarahi pekerja di depan pelanggan, yang tentunya bisa membuat pekerja tersebut rendah diri. Apresiasi juga dapat diberikan dengan tidak memberikan beban kerja yang berlebihan, yaitu dengan melakukan shift kerja bagi para pekerja Anda.
3. Memberikan fasilitas
Umumnya, perusahaan memang memberikan fasilitas pada pekerjanya, baik yang secara mandiri disediakan oleh perusahaan tersebut atau fasilitas yang sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk pekerjanya.
Fasilitas yang diberikan pada pekerja akan membuat pekerja lebih nyaman dalam bekerja. Beberapa fasilitas yang biasa diberikan perusahaan kepada pekerjanya salah satunya yaitu asuransi kesehatan atau asuransi kecelakaan kerja (Sumber: Tyler Cumella dari On the Line). Asuransi ini dapat membuat pekerja nyaman saat bekerja karena bila pekerja sakit atau mengalami kejadian yang tidak diinginkan saat bekerja, maka biaya pengobatan bisa ditangani oleh perusahaan melalui asuransi. Selain asuransi, perusahaan juga bisa menyediakan tempat tinggal atau asrama bagi pekerja. Fasilitas ini juga sangat penting bagi pekerja, terutama pekerja yang berasal dari kota lain, atau yang rumahnya jauh dari kantor.
Fasilitas upah lembur juga bisa Anda sediakan untuk pekerja Anda. Upah lembur ini akan diberikan oleh pekerja Anda jika mereka harus melakukan pekerjaan tambahan seusai jam kerja. Dalam industri F&B, pekerjaan tambahan ini umum dilakukan oleh pekerja, apalagi pada saat hari-hari libur, pada hari-hari weekend, atau pada saat peak season yang biasanya jumlah pengunjung restoran akan jauh meningkat.
Fasilitas lainnya juga bisa berupa hari cuti, pesangon, cuti melahirkan bagi wanita hamil, tunjangan makan, dan tunjangan biaya transportasi. Fasilitas-fasilitas ini dapat menjadi pertimbangan bagi pekerja untuk tetap bekerja di restoran Anda.
Itulah empat cara yang dapat Anda lakukan untuk tetap mempertahankan pekerja agar tidak resign. Dalam usaha F&B apapun, termasuk juga dalam usaha restoran, memiliki pekerja yang produktif adalah kunci utama kesuksesan suatu restoran.
Produktivitas pekerja dipengaruhi oleh banyak hal, beberapa diantaranya yaitu adanya lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yang kondusif mempengaruhi kinerja dan suasana hati pekerja sehingga mereka dapat bekerja secara produktif. Hal ini pun penting bagi kemajuan restoran Anda, karena pekerja Anda dapat menyelesaikan pekerjaan utama mereka dengan senang hati. Bahkan, mereka juga bisa menyelesaikan segala permasalahan yang mereka hadapi secara mandiri.
Karena produktivitas pekerja merupakan sesuatu yang penting dalam kemajuan restoran, maka diperlukan cara agar produktivitas pekerja tetap terjaga. Selain gaji yang transparan, terdapat beberapa hal lain yang bisa Anda lakukan untuk pekerja Anda. Berikut ini cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk mempertahankan produktivitas pekerja restoran Anda.
Tips Meningkatkan Produktivitas Pekerja Restoran Anda
1. Memberikan ruang bagi pekerja untuk berkembang
Hal ini bisa Anda lakukan dengan memberikan training secara berkala bagi pekerja. Training dapat memberikan wawasan yang lebih luas, serta meningkatkan keahlian pekerja. Apalagi, bila training tersebut memberikan sertifikasi yang sudah dicapai, sehingga kepercayaan diri pekerja dapat meningkat. Pekerja pun pasti akan ditempatkan sesuai dengan keahliannya, dan pada akhirnya produktivitas pekerja akan meningkat (Sumber: Dini dari Business Tech Hash Micro).
Selain itu, Anda juga bisa mengikutsertakan para pekerja Anda untuk berdiskusi bersama, mengungkapkan pikiran, serta ide dan inovasi yang diperlukan untuk kemajuan restoran. Anda juga bisa meminta saran kepada pekerja Anda mengenai cara-cara agar produktivitas mereka dapat meningkat.
Hal ini membuat pekerja merasa diperlukan dan merasa bahwa restoran Anda menghargai mereka (Sumber: Benbria dan Hello Bill). Rasa ini pun juga bisa menimbulkan rasa “memiliki” yang lebih tinggi terhadap restoran Anda, dan akhirnya produktivitas mereka bisa meningkat.
2. Membagi peran dan tugas dengan tepat
Tidak ada seorang pekerja yang ingin terus-terusan lembur, atau yang selalu bekerja lebih lama daripada yang seharusnya. Oleh karena itulah, Anda harus memberikan beban tugas dan peran yang ideal bagi setiap pekerja Anda. Termasuk di dalamnya adalah menerapkan shift yang manusiawi dan tidak berlebihan (Sumber: Leebro POS). Jika memang ada pekerjaan yang memerlukan penanganan ekstra setelah waktu shift sudah berganti, maka Anda bisa memberikan reward bagi pekerja yang masih tetap bekerja walaupun shift-nya sudah selesai.
Beban kerja yang ideal ini juga dapat Anda peroleh dari cara Anda mengelola pekerja Anda (Sumber: MyRobin). Usahakan agar tidak ada satu pekerja pun yang melakukan segala pekerjaan, bahkan untuk Anda sendiri pun juga tidak baik rasanya jika Anda mengerjakan semuanya sendirian (Sumber: Chris de Jong dari On the Line).
Berikan beban kerja yang adil bagi setiap pekerja. Tentunya, beban kerja yang adil ini hanya tercapai jika antar pekerja memiliki kemampuan bekerjasama yang baik. Setiap pekerja pasti menjadi bagian dari anggota tim, dan dari tim tersebut Anda harus memberikan tugas utama dan batasan tugas secara jelas dan terperinci.
Selain itu, adanya SOP yang berlaku di restoran Anda juga harus selalu diingatkan sejak awal. SOP ini sangat penting untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin bisa dialami pekerja, dan tentunya membuat pekerja dapat lebih mudah bekerja.
Nah, pada poin inilah diperlukan pemimpin restoran yang bisa dipercaya atau yang menjadi panutan bagi semua pekerja, yaitu dengan cara menciptakan tim kerja yang solid, serta menerapkan dan menjalankan SOP dengan sebaik mungkin.
Memberdayakan teknologi dalam restoran Anda juga bisa meningkatkan produktivitas pekerja Anda, serta mengurangi beban kerja mereka. Selain itu penerapan teknologi dalam restoran Anda dapat membuat pekerja Anda bekerja lebih ringan dan lebih cepat. Seperti memanfaatkan POS pada kasir, inventory tools management untuk mensortir stok makanan, recruitment software untuk membantu Anda merekrut dan mengelola pekerja restoran Anda (Sumber: Donna James dari QSR Automations).
3. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
Lingkungan kerja juga termasuk bagaimana cara seorang pekerja berinteraksi dengan orang lainnya, seperti bekerjasama, berkomunikasi antar pekerja, dan bekerja secara tim. Adanya transparansi dan tujuan yang hendak dicapai juga ikut mempengaruhi keadaan lingkungan kerja.
Nah, Anda sebagai pemilik restoran harus menciptakan suasana kerja yang sehat, yaitu dengan menerapkan prinsip kerjasama, persaingan yang adil, dan prinsip empati. Prinsip-prinsip ini membuat pekerja menjadi termotivasi dalam bekerja, dengan harapan agar restoran tersebut mencapai tujuan bersama. Anda harus menjadikan tempat kerja Anda sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk mengekspresikan diri, serta melakukan yang terbaik dari kemampuan yang mereka miliki.
4. Memberikan perhatian pada kesehatan mental maupun fisik pekerja
Poin terakhir yang dapat Anda lakukan untuk mempertahankan produktivitas pekerja Anda yaitu dengan memberikan perhatian pada kesehatan pekerja, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Anda juga bisa memberikan asuransi kesehatan bagi pekerja Anda.
Selain askes, Anda juga bisa mengadakan program medical check-up secara berkala atau melakukan karyawisata bersama pada waktu tertentu. Dengan program-program tersebut, kesehatan fisik dan mental pekerja akan terjaga. Selain itu, program ini juga bisa meningkatkan kerjasama dan kekompakan antar pekerja.
Itulah beberapa tips yang dapat Anda terapkan agar produktivitas pekerja Anda dapat meningkat, dan membuat pekerja Anda tidak cepat-cepat resign. Selain produktivitas pekerja, ada banyak hal yang perlu Anda ketahui ketika merekrut pekerja. Jika Anda masih kesulitan mencari pekerja yang tepat untuk restoran Anda, baca juga rangkaian tips-tips merekrut karyawan restoran atau mulai coba Workmate sekarang untuk merekrut pekerja restoran Anda, gratis selama 30 hari!